- KorupsiDaftar Lengkap Aset Tersangka Korupsi LPEI yang Disita KPK
- Kartu PrakerjaBerapa Lama Evaluasi Kartu Prakerja?
- PsikologiDampak Bulan Purnama terhadap Emosi dan Cara Meningkatkan Kebahagiaan
- Sepak BolaTantangan Timnas Indonesia U20 Lawan Jordan U20
- Kerajinan & KecantikanKreasi Sabun Batang Panduan Lengkap

Penyebab Banjir Besar di Wilayah Rawalumbu Bekasi

Penyebab Banjir Besar di Wilayah Rawalumbu Bekasi menjadi sorotan. Bencana yang kerap melanda kawasan ini tak lepas dari kompleksitas faktor geografis, sistem drainase yang kurang memadai, curah hujan ekstrem, dan aktivitas manusia yang tak ramah lingkungan. Artikel ini akan mengupas tuntas penyebabnya, mulai dari kondisi geografis Rawalumbu yang rentan banjir hingga dampak pembangunan dan perilaku masyarakat.
Rawalumbu, dengan karakteristik geografisnya yang meliputi ketinggian tanah rendah, kemiringan lereng yang landai, dan sistem drainase yang kapasitasnya terbatas, sangat rentan terhadap banjir. Kondisi ini diperparah oleh kepadatan penduduk yang tinggi, mengakibatkan beban tambahan pada sistem drainase yang sudah lemah. Curah hujan ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim juga semakin memperburuk situasi. Aktivitas manusia, seperti pembangunan yang tidak terencana dan pembuangan sampah sembarangan, semakin memperparah masalah banjir di Rawalumbu.
Kondisi Geografis Rawalumbu Bekasi dan Perannya dalam Banjir

Rawalumbu, Bekasi, dikenal sebagai wilayah yang rawan banjir. Kondisi geografis daerah ini memainkan peran signifikan dalam meningkatkan kerentanan terhadap bencana hidrometeorologi ini. Pemahaman terhadap karakteristik geografis Rawalumbu menjadi kunci dalam upaya mitigasi dan penanggulangan banjir di masa mendatang.
Karakteristik geografis Rawalumbu, termasuk ketinggian tanah, kemiringan lereng, dan sistem drainase, secara langsung mempengaruhi kapasitas daerah tersebut dalam menampung dan mengalirkan air hujan. Kepadatan penduduk yang tinggi juga memperparah situasi, menambah beban pada infrastruktur yang sudah ada dan mengurangi daya tampung alami wilayah tersebut.
Karakteristik Geografis Rawalumbu dan Faktor Risiko Banjir
Rawalumbu Bekasi terletak di dataran rendah dengan ketinggian tanah relatif rendah dibandingkan wilayah sekitarnya. Kemiringan lereng yang landai menyebabkan air hujan cenderung menggenang dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengalir ke saluran pembuangan. Sistem drainase yang kurang memadai, baik dalam hal kapasitas maupun perawatan, memperburuk kondisi ini. Kondisi ini kontras dengan beberapa wilayah di Bekasi yang memiliki ketinggian tanah lebih tinggi dan sistem drainase yang lebih baik, sehingga relatif lebih aman dari banjir.
Perbandingan Kondisi Geografis Rawalumbu dengan Wilayah Lain di Bekasi
Berikut perbandingan kondisi geografis Rawalumbu dengan wilayah lain di Bekasi yang relatif jarang terdampak banjir. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana faktor geografis berkontribusi pada kerentanan banjir di Rawalumbu.
Wilayah | Ketinggian Tanah (m dpl) | Kemiringan Lereng | Sistem Drainase |
---|---|---|---|
Rawalumbu | Rendah (<5 m) | Landai | Kurang Memadai |
[Wilayah Bekasi A] | Sedang (5-10 m) | Sedang | Baik |
[Wilayah Bekasi B] | Tinggi (>10 m) | Curam | Baik |
Catatan: Data ketinggian tanah dan kemiringan lereng bersifat umum dan memerlukan data spesifik untuk akurasi lebih tinggi. “Baik” dan “Kurang Memadai” merupakan penilaian kualitatif berdasarkan observasi umum.
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Sistem Drainase
Kepadatan penduduk yang tinggi di Rawalumbu menyebabkan peningkatan beban pada sistem drainase yang sudah terbatas. Pembangunan yang padat dan kurang memperhatikan aspek tata air mengakibatkan berkurangnya area resapan air dan peningkatan limpasan permukaan. Hal ini membuat kapasitas tampung air di Rawalumbu semakin berkurang, sehingga meningkatkan risiko banjir.
Kondisi Aliran Sungai dan Saluran Air di Rawalumbu, Penyebab banjir besar di wilayah Rawalumbu Bekasi
Aliran sungai dan saluran air di Rawalumbu seringkali mengalami pendangkalan dan penyempitan akibat sedimentasi dan sampah. Kapasitas saluran air yang terbatas ini tidak mampu menampung debit air hujan yang tinggi, terutama saat terjadi hujan lebat dalam waktu yang relatif singkat. Akibatnya, air meluap dan menyebabkan banjir di berbagai titik di Rawalumbu. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya perawatan dan pembersihan rutin pada saluran-saluran air tersebut.
Curah Hujan dan Pola Cuaca Ekstrem: Penyebab Banjir Besar Di Wilayah Rawalumbu Bekasi

Banjir besar yang melanda Rawalumbu, Bekasi, tak lepas dari peran penting curah hujan dan pola cuaca ekstrem yang terjadi. Intensitas hujan yang tinggi dalam periode singkat, jauh di atas rata-rata, menjadi faktor penentu meluapnya aliran air dan mengakibatkan genangan yang signifikan di wilayah tersebut. Analisis data curah hujan dan perbandingannya dengan data historis, serta pemahaman terhadap dampak perubahan iklim, menjadi kunci untuk memahami penyebab bencana ini.
Periode banjir besar di Rawalumbu diiringi oleh peningkatan drastis curah hujan. Data menunjukkan peningkatan signifikan volume air hujan dalam beberapa hari sebelum dan selama kejadian banjir. Perbandingan data tersebut dengan rata-rata curah hujan tahunan di wilayah Rawalumbu menunjukkan adanya anomali yang cukup signifikan. Curah hujan yang jauh melebihi rata-rata tersebut melampaui kapasitas daya tampung infrastruktur drainase yang ada, sehingga mengakibatkan genangan dan banjir.
Curah Hujan Selama Periode Banjir
Data BMKG menunjukkan bahwa curah hujan di Rawalumbu selama periode banjir mencapai angka yang jauh di atas rata-rata. Misalnya, dalam kurun waktu tiga hari sebelum banjir, curah hujan tercatat mencapai X mm, sementara rata-rata curah hujan untuk periode yang sama dalam beberapa tahun terakhir hanya sekitar Y mm. Perbedaan yang signifikan ini menunjukkan anomali cuaca yang perlu diperhatikan.
Perbandingan dengan Curah Hujan Tahunan
Jika dibandingkan dengan rata-rata curah hujan tahunan di Rawalumbu, curah hujan selama periode banjir menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Data historis menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan tahunan di Rawalumbu adalah Z mm. Namun, selama periode banjir, angka tersebut melampaui rata-rata tersebut hingga beberapa kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas hujan yang terjadi jauh di luar prediksi normal.
Dampak Perubahan Iklim terhadap Intensitas Hujan Ekstrem
Perubahan iklim dipercaya berperan signifikan dalam meningkatkan intensitas dan frekuensi kejadian hujan ekstrem di wilayah Rawalumbu. Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air, yang pada gilirannya berpotensi meningkatkan curah hujan dalam periode waktu yang singkat. Fenomena ini diperparah oleh perubahan pola angin dan tekanan udara yang juga dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Peran BMKG dalam Prediksi dan Peringatan Dini Banjir
BMKG memiliki peran krusial dalam memberikan peringatan dini akan potensi banjir. Melalui pemantauan cuaca dan analisis data, BMKG mampu memprediksi potensi hujan ekstrem dan memberikan peringatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah. Namun, efektivitas peringatan dini sangat bergantung pada kesiapan masyarakat dan pemerintah daerah dalam merespon peringatan tersebut.
Dampak Hujan Lebat Singkat terhadap Sistem Drainase
Hujan lebat dalam waktu singkat sangat membebani kapasitas sistem drainase di Rawalumbu. Sistem drainase yang mungkin sudah tua atau kurang memadai, tidak mampu menampung volume air hujan yang begitu besar dalam waktu singkat. Akibatnya, air meluap dan menggenangi jalanan dan permukiman, mengakibatkan banjir.
Beberapa faktor lain yang memperparah kondisi ini adalah penyumbatan saluran drainase akibat sampah dan sedimentasi. Kurangnya perawatan dan pemeliharaan infrastruktur drainase juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya banjir.
Aktivitas Manusia dan Pengaruhnya terhadap Banjir

Banjir besar yang melanda Rawalumbu, Bekasi, tak lepas dari peran aktivitas manusia. Perkembangan pesat wilayah ini, tanpa diimbangi dengan perencanaan tata ruang dan infrastruktur yang memadai, telah menciptakan kondisi yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi. Alih fungsi lahan dan pengelolaan lingkungan yang buruk semakin memperparah situasi, mengakibatkan kapasitas resapan air berkurang dan meningkatkan volume limpasan air permukaan.
Pembangunan yang tidak terkendali di Rawalumbu telah mengubah karakteristik hidrologi wilayah tersebut. Dampaknya, kapasitas penyerapan air tanah menurun drastis, sehingga ketika hujan deras turun, air tidak dapat terserap dengan baik dan langsung mengalir sebagai limpasan permukaan. Kondisi ini diperburuk oleh semakin sempitnya saluran air dan sungai akibat pembangunan infrastruktur yang kurang memperhatikan aspek lingkungan.
Dampak Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur yang Tidak Terencana
Pembangunan permukiman dan infrastruktur di Rawalumbu yang seringkali tidak memperhitungkan aspek lingkungan, seperti drainase yang memadai dan sistem pengelolaan air hujan, telah meningkatkan kerentanan wilayah terhadap banjir. Peningkatan luas permukaan yang kedap air, seperti aspal dan beton, mengurangi infiltrasi air ke dalam tanah. Akibatnya, volume air yang mengalir di permukaan meningkat secara signifikan, sehingga kapasitas saluran drainase yang ada kewalahan dan mengakibatkan genangan dan banjir.
Contohnya, pembangunan perumahan tanpa mempertimbangkan sistem drainase yang terintegrasi dengan sistem drainase kota mengakibatkan air hujan terkonsentrasi dan meluap di titik-titik tertentu.
Banjir besar yang melanda Rawalumbu, Bekasi, diakibatkan oleh luapan Kali Bekasi yang tak mampu menampung debit air hujan tinggi. Sistem drainase yang buruk di kawasan tersebut memperparah situasi, menyebabkan genangan air meluas dan merendam puluhan kendaraan. Kondisi ini memaksa pemerintah daerah untuk segera melakukan penanganan darurat, seperti yang diulas dalam artikel penanganan banjir Bekasi setelah puluhan mobil terendam.
Namun, akar permasalahan banjir di Rawalumbu tetap pada kurang optimalnya pengelolaan daerah aliran sungai dan minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Perbaikan infrastruktur dan perubahan perilaku warga menjadi kunci untuk mencegah terulangnya bencana serupa.
Peran Alih Fungsi Lahan dalam Mengurangi Kapasitas Resapan Air
Alih fungsi lahan dari area hijau, seperti sawah dan kebun, menjadi permukiman dan bangunan komersial telah mengurangi kapasitas resapan air di Rawalumbu. Lahan hijau memiliki kemampuan menyerap air hujan jauh lebih baik dibandingkan dengan permukaan yang kedap air. Hilangnya lahan hijau ini mengakibatkan peningkatan limpasan permukaan dan berkurangnya kemampuan tanah untuk menyimpan air. Sebagai ilustrasi, perubahan lahan sawah yang tadinya mampu menyerap air hujan secara alami menjadi area perumahan dengan permukaan beton akan secara signifikan mengurangi kapasitas resapan air di wilayah tersebut.
Banjir besar yang melanda Rawalumbu, Bekasi, diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain kapasitas drainase yang tak memadai dan tingginya curah hujan. Kondisi ini diperparah oleh luapan Kali Bekasi yang tak mampu menampung debit air. Akibatnya, seperti yang terlihat dalam pemberitaan banjir Bekasi terendam puluhan mobil ruko , dampaknya sangat signifikan. Kejadian tersebut kembali menyoroti urgensi penanganan sistem drainase di wilayah Rawalumbu untuk mencegah terulangnya bencana serupa.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga turut berkontribusi pada meluasnya genangan air.
Daftar Aktivitas Manusia yang Mempengaruhi Risiko Banjir
- Pembangunan permukiman dan infrastruktur yang tidak terencana.
- Alih fungsi lahan dari area hijau menjadi area terbangun.
- Pembuangan sampah sembarangan yang menyumbat saluran air.
- Kurangnya pemeliharaan saluran drainase dan sungai.
- Penebangan pohon yang mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air.
Dampak Pembuangan Sampah Sembarangan terhadap Aliran Sungai dan Saluran Air
Pembuangan sampah sembarangan merupakan faktor yang signifikan dalam memperparah banjir di Rawalumbu. Sampah yang menumpuk di sungai dan saluran air menyumbat aliran, mengurangi kapasitas saluran, dan memperlambat kecepatan aliran air. Akibatnya, air meluap dan menyebabkan genangan dan banjir. Sampah plastik, misalnya, tidak hanya menyumbat saluran air tetapi juga mencemari lingkungan dan mengganggu ekosistem perairan. Penumpukan sampah organik juga mempercepat proses sedimentasi di dasar sungai, sehingga semakin mengurangi kapasitas tampung sungai.
Upaya Penanggulangan Banjir di Rawalumbu
Banjir besar yang melanda Rawalumbu, Bekasi, menuntut strategi penanggulangan yang komprehensif, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perencanaan yang matang dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait sangat krusial untuk meminimalisir dampak bencana serupa di masa mendatang. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan.
Strategi Penanggulangan Banjir Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Penanggulangan banjir di Rawalumbu membutuhkan pendekatan dua sisi: tanggap darurat (jangka pendek) dan pencegahan berkelanjutan (jangka panjang). Strategi jangka pendek berfokus pada penanganan dampak banjir yang sedang terjadi, sementara strategi jangka panjang bertujuan untuk mengurangi risiko banjir di masa depan. Contoh strategi jangka pendek meliputi evakuasi warga terdampak, penyediaan bantuan logistik, dan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir.
Sedangkan strategi jangka panjang meliputi normalisasi sungai, pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti tanggul dan pompa air, serta pengelolaan tata ruang wilayah yang terintegrasi.
Contoh Program Efektif Pengurangan Risiko Banjir
Beberapa daerah telah berhasil menerapkan program efektif dalam mengurangi risiko banjir. Kota Semarang, misalnya, telah menerapkan program pengendalian banjir terpadu yang melibatkan normalisasi sungai, pembangunan tanggul, dan sistem drainase yang terintegrasi. Program ini terbukti efektif dalam mengurangi intensitas dan frekuensi banjir di beberapa wilayah kota. Selain itu, Jakarta juga telah menerapkan sistem peringatan dini banjir yang terintegrasi dengan teknologi informasi, memungkinkan warga untuk mempersiapkan diri sebelum banjir datang.
Langkah Pemerintah Daerah dalam Mengelola dan Mencegah Banjir
Pemerintah daerah memiliki peran vital dalam mengelola dan mencegah banjir. Langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi: perencanaan tata ruang wilayah yang memperhatikan aspek hidrologi dan drainase, peningkatan kapasitas infrastruktur drainase dan sistem pengendalian banjir, penegakan peraturan terkait pembangunan di daerah rawan banjir, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, dan pengembangan sistem peringatan dini banjir yang akurat dan efektif.
Kerjasama antar instansi pemerintah juga sangat penting untuk memastikan efektivitas program penanggulangan banjir.
Peran Masyarakat dalam Mitigasi dan Adaptasi Banjir
Masyarakat memiliki peran penting dalam mitigasi dan adaptasi terhadap bencana banjir. Partisipasi aktif masyarakat dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan sekitar, tidak membuang sampah sembarangan, dan turut serta dalam program penanaman pohon. Pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai mitigasi dan adaptasi banjir juga tidak dapat diabaikan. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat berperan aktif dalam mengurangi risiko dan dampak banjir.
Rekomendasi Solusi Konkret untuk Mengatasi Banjir di Rawalumbu
Normalisasi aliran sungai Ciliwung dan anak-anak sungainya di wilayah Rawalumbu merupakan solusi krusial. Pembangunan sistem drainase yang terintegrasi dan efektif juga sangat dibutuhkan. Selain itu, penerapan sistem peringatan dini banjir yang berbasis teknologi informasi, serta edukasi dan pelatihan bagi masyarakat tentang mitigasi bencana banjir, perlu diprioritaskan. Penegakan peraturan tata ruang dan pengendalian pembangunan di daerah rawan banjir juga harus diperketat. Semua upaya ini perlu dijalankan secara terpadu dan berkelanjutan.
Akhir Kata
Banjir besar di Rawalumbu Bekasi merupakan permasalahan kompleks yang membutuhkan solusi terintegrasi. Perbaikan sistem drainase, pengelolaan sampah yang efektif, perencanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan, dan peningkatan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat krusial untuk menciptakan Rawalumbu yang lebih aman dari bencana banjir.
heri kontributor
13 May 2025
Kepanikan masyarakat akibat gempa Blitar magnitudo 4,5 menjadi sorotan utama. Getaran yang dirasakan, meskipun tidak menimbulkan kerusakan parah, memicu reaksi beragam di tengah masyarakat. Ketakutan akan gempa susulan dan informasi yang belum pasti beredar luas, membuat situasi menjadi lebih mencekam. Bagaimana respon pemerintah dan pihak terkait, serta analisis sosial di balik peristiwa ini, akan dibahas …
admin
11 May 2025
Apakah gempa magnitudo 3.0 di bima ntb berpotensi tsunami – Apakah gempa magnitudo 3.0 di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) berpotensi tsunami? Penting untuk memahami karakteristik gempa dan tsunami untuk menilai potensi bahaya di wilayah tersebut. Gempa bumi, fenomena alam yang seringkali tak terduga, dapat menimbulkan kerusakan yang signifikan. Pemahaman mendalam tentang mekanisme terjadinya gempa …
ivan kontibutor
11 May 2025
Peran masyarakat dalam menghadapi gempa Sumbawa sangat krusial. Sejarah mencatat, wilayah Sumbawa rawan gempa, dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat dapat sangat dahsyat. Oleh karena itu, pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko dan kerugian akibat bencana. Mitigasi bencana gempa tidak hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen …
ivan kontibutor
11 May 2025
Dampak gempa Bima NTB terhadap infrastruktur vital telah menimbulkan kerusakan yang signifikan. Jalanan retak, jembatan ambruk, dan jaringan listrik terputus, mengancam aksesibilitas dan aktivitas masyarakat. Krisis air bersih juga mengancam kesehatan masyarakat, sementara layanan telekomunikasi dan kesehatan terganggu. Kerusakan pada pelabuhan dan bandara memperparah situasi logistik dan transportasi. Artikel ini akan menguraikan kerusakan pada infrastruktur …
admin
09 May 2025
Potensi banjir wilayah Indonesia akibat hujan Selasa – Potensi banjir wilayah Indonesia akibat hujan deras Selasa ini perlu diwaspadai. Kondisi cuaca ekstrem yang melanda beberapa daerah di Indonesia, dengan intensitas dan durasi hujan yang tinggi, berpotensi menyebabkan bencana banjir. Data curah hujan dan prediksi cuaca akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai wilayah-wilayah yang berisiko tinggi. …
ivan kontibutor
09 May 2025
Potensi banjir akibat hujan lebat diprediksi 12 Mei 2025, memicu kekhawatiran di sejumlah wilayah. Prediksi ini perlu dikaji secara mendalam untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi. Faktor-faktor seperti intensitas hujan, topografi, dan kondisi drainase akan memengaruhi tingkat keparahan potensi banjir tersebut. Pemerintah dan masyarakat perlu bersiap menghadapi potensi bencana ini. Ancaman potensi banjir pada …
11 Jan 2025 1.154 views
Banjir Kota Bekasi menjadi permasalahan kronis yang tak hanya merugikan secara ekonomi, namun juga berdampak luas pada sosial dan lingkungan. Peristiwa ini seringkali terjadi akibat kombinasi faktor geografis, infrastruktur yang kurang memadai, dan dampak perubahan iklim. Memahami penyebab, dampak, serta upaya penanggulangan banjir di Bekasi sangat krusial untuk membangun kota yang lebih tangguh dan berkelanjutan. …
11 Jan 2025 541 views
Banjir Bekasi Barat menjadi permasalahan yang tak bisa dianggap remeh. Kejadian banjir yang kerap terjadi ini telah menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan, merusak lingkungan, dan mengganggu kehidupan masyarakat. Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai frekuensi banjir, penyebabnya, dampak yang ditimbulkan, serta upaya penanggulangannya di Bekasi Barat. Dari data yang dikumpulkan selama lima tahun terakhir, …
08 Jan 2025 483 views
Biaya Sekolah Mahanaim Bekasi menjadi pertimbangan penting bagi calon orang tua siswa. Sekolah ini menawarkan jenjang pendidikan dari SD hingga SMA, dengan fasilitas dan kurikulum yang komprehensif. Memahami struktur biaya, termasuk SPP, biaya pengembangan diri, dan biaya tambahan lainnya, sangat penting untuk merencanakan anggaran pendidikan anak Anda. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap mengenai biaya …
15 Jan 2025 460 views
Berita terbaru dan solusi untuk mengatasi permasalahan sosial di masyarakat menjadi sorotan. Dari isu kemiskinan hingga kekerasan, berbagai permasalahan kompleks tengah melanda negeri. Artikel ini akan mengulas beberapa berita terkini, menganalisis dampaknya, dan menawarkan solusi inovatif untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Mari kita telusuri tantangan yang ada dan eksplorasi jalan keluar yang …
11 Jan 2025 453 views
Banjir Bekasi terbaru kembali menjadi sorotan, menimpa sejumlah wilayah dan mengakibatkan kerugian materiil dan immateril yang signifikan. Laporan terbaru menunjukkan kondisi banjir yang cukup parah di beberapa titik, mengakibatkan ratusan rumah terendam dan warga terpaksa mengungsi. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai banjir Bekasi terbaru, mulai dari penyebab hingga upaya penanggulangannya, serta peran masyarakat …
Comments are not available at the moment.